BEST FILMS OF 2022

1. Barbarian (Zach Cregger, 2022)

Jangan percaya orang-orang yang memberi review negatif pada film ini. Dengan casting yang sempurna, film ini menghadirkan Bill Skarsgård, seorang icon creepy guy film horror kontemporer (IT) dan Justin Long, sebagai ultimate toxic white guy. Tontonlah film ini tanpa menonton trailer dan nikmati perjalanannya. Tepat ketika kamu berpikir akan tahu apa yang terjadi, sebuah twist akan segera mematahkan ekspektasi kamu. Sebuah midnight movie yang luar biasa keren dan menegangkan. Zach Cregger benar-benar tahu caranya untuk mendirect sebuah horror yang efisien dan fun. 


2. RRR (Dir. S.S. Rajamouli)

Tinggalkan semua logika, hukum fisika dan ekspektasi kamu. Ada alasan mengapa karya-karya sutradara Telugu SS Rajamouli mulai dikenal di seluruh dunia. Dia merilis RRR tahun ini, film India terlaris ketiga yang pernah ada, bisa menjadi yang paling menyenangkan sekaligus paling absurd dari semuanya. RRR adalah cerita tentang kolonialisme Inggris dan seorang anak yang diculik. Kamu bisa melihat set pieces action yang bombastis, adegan perkelahian yang gila, tarian yang kacau, mobil yang meledak dan harimau-harimau yang berbahaya (ada banyak harimau di film ini). Sebuah popcorn flick yang sejati: menghibur, fun dan penuh dengan visual yang bahkan tidak akan terpikirkan oleh sutradara Hollywood sekalipun.

 

3. Joyland (Dir. Saim Sadiq)

Joyland menandai debut yang kuat, tidak hanya untuk sutradaranya Saim Sadiq tetapi juga untuk sinema Pakistan pada Festival Film Cannes. Joyland berhasil mengatasi tabu dan pemikiran konservatif melalui persimpangan naratif yang cerdas yang dijalin dengan terampil oleh sutradara Saim Sadiq. Debut Sadiq sangat impresif, dengan bermodalkan  cerita yang sensitif dan visual yang sangat hidup. Jika Saim Sadiq bisa membuat film sekelas Joyland untuk debutnya, maka film-film berikutnya sangat patut dinantikan.

 

4. Crimes of the Future (Dir. David Cronenberg)

Crimes of The Future adalah film dari David Cronenberg di usianya yang sekarang menginjak 79 tahun. Sutradara Kanada yang eksentrik ini dikenal lewat elemen-elemen body horror yang khas di film-filmnya seperti The Fly, Videodrome, Scanners, dan Dead Ringers. Pada film ini, David kembali ke genre favoritnya: body horror. Memang film ini bukan untuk semua orang, kapan lagi kita melihat Viggo Mortensen dan Lea Seydoux melakukan operasi pada tubuh sebagai performance art untuk para penggemar yang memiliki fetish terhadap tubuh yang dimutilasi? Kristen Stewart pun memainkan karakter Timlin diluar tipe-tipe karakter yang biasa dia mainkan. Meskipun film-film Brandon Cronenberg lebih koheren dan jauh lebih unggul dari ayahnya, senang rasanya melihat Cronenberg senior kembali membuat film dan mengejutkan massa sekali lagi.

 

5. Glass Onion: Knives Out Mystery (Dir. Rian Johnson)

Mungkin ini adalah film detektif whodunit mystery terbaik ditahun ini, karena memang genre thriller seperti ini adalah genre yang terlupakan. Dipopulerkan oleh novel-novel Agatha Christie (Murder on the Orient Express, And Then There Were None), film misteri whodunit lebih berfokus pada misteri siapakah pelaku/pembunuhnya diantara karakter-karakter utama yang muncul di film. Seperti apa yang dia lakukan di Brick (2005) dan Knives Out (2019), Rian Johnson meninggalkan konvensi dan tradisi whodunit mystery klasik dengan penggarapan yang lebih segar. Dan di sekuel Knives Out ini eksekusinya lebih apik. Dari awal film dimulai, penonton sudah diajak untuk berpartisipasi mengungkap kejahatan ini dengan memperhatikan detail-detail kecil di setiap scene, dialog-dialog yang cerdas dan tentunya membaca gerak-gerik yang mencurigakan. Tentunya film seperti ini akan lebih baik dengan ditonton ulang 2-3x untuk mendapatkan semua detail-detail kecil yang ada. Disini akting Janelle Monáe stand out dan hampir mencuri perhatian di setiap scene, saya tidak akan heran bila dia akan mendapatkan nominasi Oscar dari film ini.

 

6. NOPE (Dir. Jordan Peele)

Sementara kita semua membuat kopi dalgona semasa pandemi, Jordan Peele menghabiskan pandemi dengan menggabungkan sci-fi, horror, dan film koboy untuk membuat jenis film monster yang benar-benar baru. Hasilnya adalah karya Jordan Peele ketiga (Setelah Get Out dan US) yang menakutkan sekaligus lucu. Dibantu oleh cast yang apik, skoring musik yang berbahaya, dan sound design yang membuat merinding. NOPE adalah film blockbuster yang tidak takut untuk menyimpang secara radikal dari norma film horror medioker, dan kelak akan menjadi salah satu midnight movie cult, dan tentnya menjadi favorit para horror aficionados (termasuk saya).

 

7. The Northman (Dir. Robert Eggers)

Siapa yang tidak tertarik untuk menonton sebuah film Viking yang diperankan oleh ensemble cast seperti: Alexander Skarsgard, Anya Taylor-Joy, Bjork, Ethan Hawke, Willem Dafoe dan Nicole Kidman? The Northman adalah pengingat yang berguna bahwa tempat untuk menyaksikan visi sinematik termegah dan paling berani tetap berada di layar lebar. Cerita epik Viking karya Robert Eggers ini adalah karya sinematik yang minimal harus ditonton di TV, bukan di layar laptop atau HP kamu. Memang The Northman sepertinya tidak masuk ke bioskop-bioskop Indonesia, tetapi Robert Eggers mencoba mengembalikan penonton ke bioskop di era streaming ini. Karya sinematik dengan visual yang megah sekaligus trippy ini mengembalikan kita ke film fantasy ‘80-an seperti Conan etc sekaligus mengelevate genre itu sendiri. Dewa Odin dan Thor mungkin sedang tersenyum saat film ini dibuat.

 

8. Pearl (Ti West, 2022)

Studio A24, Ti West dan Mia Goth adalah a match made in heaven (or hell). Setelah sebelumnya Ti West dan Mia Goth berkolaborasi untuk film “X”, kali ini mereka kembali bekerja sama untuk Pearl, yang ternyata adalah prekuel dari X. Jika X adalah backwoods slasher generik (dengan elemen pornografi ‘70an) seperti seri Texas Chainsaw Massacre, Pearl lebih ke horror studi karakter. Setelah menonton film ini dan melihat performa Mia Goth, sudah jelas bahwa dia terlahir untuk memerankan karakter Pearl ini. Ti West memang kreatif dalam membuat scene gore, dan karena dia juga seorang veteran horror-geek, tentunya dia selalu meracik elemen-elemen terbaik dari film-film favoritnya menjadi sesuatu yang benar-benar fresh di setiap output filmnya. Kami pun setia untuk menunggu kolaborasi berikutnya dari Ti West X Mia Goth yang berjudul “Maxxxine”.

 

9. Decision to Leave (Dir. Park Chan Wook)

Jika Park Chan Wook (Oldboy) membuat sebuah kisah cinta, tentunya itu tidak akan menjadi drama percintaan yang generik. Park Chan Wook mengemas kisah percintaan di film ini menjadi salah satu film police procedural / murder mysteries yang keren. Apa yang terjadi jika sang detektif jatuh cinta pada penjahat yang dia cari? Konflik di film ini adalah sebuah pilihan: apakah sang detektif ingin menyelesaikan pekerjaan nya atau mengikuti kata hatinya. Dikemas seperti film noir yang bertempo cepat, Decision to Leave mungkin akan sulit dimengerti pada tontonan pertama karena banyaknya informasi yang harus diproses penonton. Kalian mungkin perlu menonton film ini 2-3 kali untuk melihat semua detail yang ditebarkan dengan apik oleh sang sutradara. Dan jika berbicara mengenai ending, this one got one hell of an ending.

 

10. The Batman (Dir. Matt Reeves)

Setelah beberapa film Batman, akhirnya Matt Reeves mengangkat 1 karakteristik Batman yang sepertinya tidak terlalu sentral di film lain: Batman sebagai seorang detektif. Ya, seperti pada komik-komiknya, Batman adalah seorang detektif handal, dan itu adalah satu hal yang membedakan Batman dengan superhero lainnya. Batman disini digambarkan lebih menggunakan insting dan kemampuan detektifnya daripada bergantung pada gadget. Dikemas seperti sebuah film noir yang gelap, ternyata The Batman mampu menghadirkan sosok Batman yang menakutkan, yang surprisingly dimainkan dengan sangat baik oleh Robert Pattinson. The Riddler disini pun dimainkan dengan apik oleh Paul Dano (yang mungkin cocok juga berperan sebagai Joker). Menurut saya, The Batman adalah adaptasi Batman yang sangat baik, dan dalam beberapa hal bahkan di eksekusi lebih baik dari The Dark Knight.

 

11. Aftersun (Dir. Charlotte Wells)

Debut dari sutradara asal Skotlandia Charlotte Wells ini memiliki premis yang simple: menceritakan liburan Sophie, seorang anak perempuan berumur 11 tahun dengan bapaknya Calum, di sebuah resort di Turki. Bersetting ‘90-an lengkap dengan telepon umum koin, game ding-dong (arcade), walkman dan tentunya Sony handycam. Film ini digambarkan menyerupai flashback yang dikumpulkan oleh Sophie yang sudah dewasa (dan mempunyai seorang anak bayi) melalui video-video dari hasil rekaman handycam yang direkam Sophie selama liburan ketika masih berumur 11 tahun. Charlotte Wells seolah mengajak para penonton duduk dan makan di samping Calum dan Sophie, dengan visualisasi dan dialog yang cukup intim. Calum diperankan dengan sangat baik oleh Paul Mescal dan Francesca Coria memainkan Sophie dengan range emosi yang cukup luas. Chemistry kedua aktor ini juga terlihat seperti hubungan ayah dan anak yang natural, dan tidak dibuat-buat. Film ini sangat wajib ditonton para ayah yang memiliki anak perempuan. Sangat relatable.

 

12. Speak No Evil (Christian Tafdrup, 2022)

Sebuah film psychological horror/thriller dari Skandinavia tentunya akan selalu menarik. Jika kamu menyukai film Belanda tahun 1988 yang berjudul The Vanishing / Spoorloos, kemungkinan besar kamu akan mencintai yang satu ini. Speak No Evil tidak mengandalkan jumpscare dan lebih mengandalkan intensitas build up yang tidak terburu-buru, yang akan membuat kamu “greget” di sepanjang film. Sebuah liburan keluarga ke Tuscany, Italia berubah menjadi mimpi buruk bagi turis-turis tersebut ketika mereka bertemu keluarga lain yang “mencurigakan” dan creepy. Ini adalah salah satu film yang akan “menempel” dan tidak mudah dilupakan begitu saja. Menulis reviewnya pun membuat saya merinding.

 

13. Broker (Dir. Hirokazu Koreeda)

Setelah Shoplifters (2018) yang berhasil membuat jutaan penonton meneteskan air mata, Hirokazu Koreeda kembali lagi dengan drama “Broker” yang dikemas seperti sebuah film road movie. Setelah The Truth (2019) yang di shoot di Perancis, kali ini Koreeda yang biasa membuat film di Jepang dan menggunakan aktor-aktor Jepang bekerjasama dengan aktor-aktor Korea Selatan seperti Song Kang-Ho (Parasite, Memories of Murder) Donna Bae, Lee Ji Eun (IU) dan Gang Dong Won. Film yang bertema sentral mengenai aborsi, penjualan bayi ilegal dan “Baby box” (Google it) ini dikemas dengan ringan, layaknya gabungan film Little Miss Sunshine dan Juno. Menurut saya ini adalah salah satu film terbaik Hirokazu Koreeda setelah Shoplifters (2018), After Life (1998) dan Still Walking (2008).
 

ORDER
  • Male
  • Female
  • S
  • M
  • L
  • XL
Masukkan Angka berikut
HOW TO ORDER
  • Isi Data diri di form pada bagian ORDER.
  • Nanti kita sms/email konfirmasi pemesanan ke email yang dicantumkan.
  • Pemberitahuan pengiriman & no rek BCA lewat sms/email.
  • Konfirmasi via sms / email / Line / BBM setelah transfer.
  • Paket pesanan akan dikirim hari senin-jumat / pagi-sore setelah transfer dikonfirmasi. Dikirim langsung ke alamat rumah yang dicantumkan via JNE / TIKI / POS INDONESIA.

 

  • Fill in the ORDER form on the Order section menu.
  • We will sms/email you the order confirmation.
  • We will text or email you our bank account for the wire transfer.
  • When you already transfer the sum of money concerning the order, please kindly confirm via email / sms / Line / BBM.
  • The package will be delivered monday-friday after the transaction/transfer has been done. Will be delivered straight to your house via JNE / TIKI / POS INDONESIA.
OUR CONTACTS

www.thebastardsofyoung.com

Order from 9 AM - 7 PM

LINE: bastards_of_young


Phone : 0812-2002-9263 (SMS only)

 

 


 

  • STAY IN TOUCH
©2015 The Bastards Of Young    developed by javwebnet