Teenage Death Star is a raunchy rock 'n roll group from Indonesia.
TEENAGE DEATH STAR: "Album TDS tidak layak dibeli.”
[interview.aldy kusumah / photo.soleh solihun / from ripple #60]
Halo TDS! Apa saja yang akan kalian lakukan di tahun 2008 ini?
Firman : gw kerja ajah di salah satu perusahan label indie di jkt bradd, ama ikut pergerakan lelaki peduli kaum wanita hahahaa..
Sir Dandy: Bersenang- senang sambil menunggu tahun baru 2009
Alvin: Hmmm.. pertanyaan aneh, sejak jaman Rasul hingga kini semua kegiatan manusia itu sama saja seperti berhubungan badan, coli, nge-drugs, kerja, nongkrong sampai melamun. Jadi tidak ada kegiatan yang spesifik di tahun 2008 ini, sama aja seperti tahun-tahun yang lalu. Mungkin tour Europe, US, Asia dan Australia kalau memang para personil TDS masih punya banyak waktu luang. Dan tentunya kalau kita belum mau bubar.
Sat NB: Nothingness, and nihilism.
Helvi: seperti tahun tahun sebelumnya bernafas, yoga, sekali-kali les balet.
Hal-hal apa yang membuat kalian semangat untuk bangun dari tempat tidur dan menghadapi hari baru?
Firman : biasanya sih nyuci baju hahahaa… anak kost braddd
Sir Dandy: Nonton Cinta Laura di infotainment setiap pagi!
Alvin: Melihat istri telanjang atau ditelepon oleh pihak yang mau bayar utang. Oiya kalau ada kabar baik dari seorang teman tentang pesanan ‘barang’ yang sudah datang.
Sat NB: Uang. Dan bersihkan kandang anjing.
Hal-hal yang membuat lo semua tidak bisa tidur di malam hari?
Firman: waaah, itu dia tuh. Kebetulan gw suka tidur malem banget. Di karnakan paling nonton film dvd klo ngga yaa paling emang bawaannya susah tidur ajah kali haaha..
Sir Dandy: Sabu-sabu pemberian om Roy
Alvin: Kalo ngaceng tapi gak ada pelampiasan, ya palingan kalo lagi ‘kentang’ atau lagi ‘kosong’. Tau kan maksudnya?
Sat NB: Lagu-lagu dan nama-nama band kampungan di Indonesia.
Helvi: Nyamuk nyamuk yang nakal serta kecoa liar.
Ceritakan sedikit tentang proses pembuatan “Longway To Nowhere”…
Firman: Nah itu dia, dulu kita udah bikin recording pada tahun hmm.. lupa. Dan itu sempet ke anggurin lama. Jadinya gue ma anak-anak berinisiatif sendiri untuk bikin rekaman baru. Tapi sayangnya beberapa orang ada yang gak bisa, jadinya di album yang ini sebagian besar gue, Alvin, dan Helvi yang bikin hehehe.. dan yang pasti lagi gue baru ngeh kalo mas Dandy ini baru bikin bener-bener liriknya pas mau take vokal haha…busyet dahh.
Sir Dandy: Rekaman paling lama dan mahal, dua studio (bintang 41), yang kemudian setelah selesai, malah kita pengen mengulang lagi dari awal di rooms studio. Dalam kurun waktu 2 tahun ( 2005-2007), kemudian mixing dan mastering di sinjitos studio Jakarta (2007-2008). Untuk lirik-lirik, kita lirik sana lirik sini. Cape rekaman teh euy, ga akan lagi deh.
Alvin: Prosesnya lama sekali memakan waktu bertahun-tahun mengingat para personil TDS yang sangat moody apalagi sedang tidak ada bantuan ‘substansi’ di kala itu. Proses rekaman berpindah-pindah studio dari Studio 41 dan Rooms di Bandung sampai terakhir di Sinjitos Studio Jakarta. Khususnya buat saya ketika proses rekaman di Jakarta ternyata saya mulai dikenali dengan beberapa efek yang membuat saya ingin punya dan hasilnya saya mulai mencoba bereksperimen untuk menghasilkan distorsi yang seberisik mungkin, feedback yang sangat mengganggu atas bantuan engineer kita Iyub (Santamonica). Mungkin itulah yang membuat rekaman versi album kali ini memang sedikit berbeda dengan rekaman kita terdahulu. Dan yang jelas kita merekam lagu-lagu itu di kota yang terpisah kita gak pernah ketemu dengan formasi yang lengkap.
Helvi: bener-bener longway, recording disana, recording disini. Gitar gua bermasalah waktu itu, dengan baik hati Rocket Rockers meminjamkan gitarnya… Tengkyu!
Di klip baru kalian, Sir Dandy keluar dari koper, Firman nge-drum seakan tidak ada hari esok dan Sat NB membanting-bantingkan bassnya seperti personil band emo.. Ceritakan sedikit proses pembuatan klip “Absolute Beginner Terror”..
Firman : hahahha… eta bodor pisan, priper sotingnya lumayan makan setengah hari dan itu alhasil bikinan mas anggun. Tapi pas bagian take nya gak lama, cumin makan waktu 2 jam stgh. Cmn karma kita suting di tmpt yg lumayan old scool, jd kita semepet mengalami gangguan seperti lighting sempet mati2 dan itu pun gak tau knp hehe.. tp yg jelas, setelah sang penjaga rumah udh baca2 dan berdo’a bersama2 akhirnya lighting yg td nya mati2 menjadi menyala dan gak ada gangguan. Edaan nya, TDS mah band gothic.
Sir Dandy: Persiapanya cumin satu hari, lokasi oke, rumah yang bagus, namun ketika mau mulai sempet di tes oleh mahluk gaib setempat, maklum lokasinya adalah sebuah rumah kosong yang tidak pernah ditinggali kecuali oleh penjaganya, selama 2 tahun. Directornya anggun sang primadona (www.culapculap.multiply.com). Selain menguras tenaga, shooting itu juga hanya berlangsung sekitar 2 jam, kita semua puas, dan ada kemungkinan semua klip kita akan di buat oleh sang sutradara.Termasuk untuk lagu2 yang blum pernah kita rilis.
Alvin: Pembuatan klip saat itu serba dadakan, saya dan Firman langsung meluncur dari Jakarta di pagi harinya dan saat itu saya tidak tahu dimana lokasi syutingnya. Sementara Sir Dandy dan Helvi sudah nongkrong sejak jam 10 pagi dan yang hebat si Iyo (Sat NB) baru dateng menjelang sore. Tapi saya senang karena sudah bertahun-tahun kita udah lama gak ngumpul. Walaupun beberapa jin iprit mengganggu proses syuting.
Sat NB: Secara teknis, saya sama tidak sama sekali membanting gitar bass… karena itu bass minjem dari Burgerkill.. jadi kalo saya banting saya pasti berurusan sama begundal-begundal BK. Mungkin kamu saja terlalu sering memperhatikan band emo, dan ternyata band kamu sendiri yang emo. 50% dari skenario dibuat ditempat.
Helvi: Video of the year! Kita sangat beruntung karena di kerjain sama sutradara handal.
Background beberapa personil TDS sebagai mahasiswa seni rupa tentunya sangat berpengaruh terhadap imej TDS.. Apakah Tema-tema lirik dan lagu yang nyeleneh dipengaruhi oleh background art-school kalian?
Firman : hmmm…?? Apa yahh.. hmm….?? ZzZzz…ZzzzZ… (sambil colek-colek pantat mas aldy kentang)
Sir Dandy: Sebagian besar lirik lagu dipengaruhi oleh dekatnya jadwal recording, semakin besar tingkat stressnya, maka semakin banyak ide yang keluar untuk membuat lirik lagu
Alvin: Fuck school! Saya pribadi gak suka menyangkut pautkan masalah sekolah dengan musik. Sekolah itu tempat menimba ilmu fana dan pembodohan secara formal walaupun sekolah juga merupakan sarana yang baik untuk bersosialisasi. TDS dibentuk untuk mengundang nafsu binatang yang ada di dalam diri setiap manusia dan sama sekali gak pernah diajarin di sekolah.
Sat NB: Pendidikan Seni Rupa sama sekali nggak dipake. Yang berpengaruh cuman ‘semangat ber-komedi a-la 90’an’ saja.
Helvi: Fuck art lets rock!
Seberapa besar Kitsch-factor image band TDS?
Firman : gak besar2 amat sih, kecil ajah. Tapi itu juga gak kecil banget… pas-pasan lah. Jadi gak gede juga gak kecil juga.
Sir Dandy: Lebih besar dan lebih serulah dari pada nonton reality show Fear-factor(y)
Alvin: Wah bahasa lu gaya banget sih? Sepertinya image kayak gitu muncul dengan sendirinya karena mungkin kita sebenernya gak mikirin. Kalo emang orang-orang menilai kita seperti dengan image seperti itu ya sudahlah, We don’t give a shit about that man! Coba tanya ama Sir Dandy aja deh.
Sat NB: Bagi saya konsep band TDS ibarat mencret yang sengaja dipaksa keluar dari lubang dubur… makin encer dan gampang ditembak makin asik terasanya. Tidak terlalu berlebihan mementingkan segala aspek musik dari dalam maupun luar. Kitsch mungkin tidak terlalu, yang paling dominan adalah ‘Fun with Total Energy’.
Helvi: Kitsch factor…pitch factor….bitch factor.. you name it.
Apa maksudnya banner 2002-2008 yang menjadi background di klip “Absolute Beginner Terror”?
Firman : Itu tahun2 perjuangan si TDS dr awal terbentuk ampe mau ngeluarin album perdana kita.
Sir Dandy: Periode band, waktu mulai dan waktu berakhir, sampai keluar album, ini adalah album pertama dan terakhir kita. Setelah itu kita akan membuat teenage deathstar menjadi sebuah band frenchaise pertama, dimana para teenager around the world bisa membeli licence lalu menggunakan nama teenage deat star untuk memeriahkan dunia seni musik di Negara masing-masing, so far sih baru teenagers dari irlandia, belgia, Canada, Trinidad tobagoe, faroe island, klaten dan kebumen yang sudah mengajukan tawaran untuk membeli licence band kita.
Alvin: Itu rangkaian perjalanan TDS dimulai sejak akhir tahun 2001 dan mulai berjalan di tahun 2002 sampai akhirnya full albumnya rampung di tahun 2008. Ya ibaratnya 2002-2008 itu jejak langkah band ini. Kalau setelah tahun 2008 kita bubar ya udah bubar aja dan kalau mau terus ya jalan aja. Susah amat sih? Jangan di bikin pusinglah, utang ke temen gue aja masih belon dibayar.
Sat NB: Ga tau tuh.. si alvin aja ga ada kerjaan… cuman dia dan bayi barunya yang tau.. (b.t.w selamat ya vin!)
Helvi : Gua sih curiga itu perjalanan cinta alvin sama Sir Dandy dan awal firman koleksi tato dan gonta–ganti handphone.
Seperti apa sih teror absolut untuk para pemula itu?
Firman : Ask sir dandy!
Sir Dandy: Seperti menonton film ayat-ayat cinta tanpa menyangka bahwa fahri (ferdi nurul) sang gitaris di film garasi babeh, dipenjara gara2 semua cewek yang naksir sama dia, broken heart, lalu ada yang menjadi gila dan pindah agama, memfitnah hamil, edan pisanlah ferdi si ganteng maut, membuat ibu2 satu bioskop menangis, paras sia the euy Fer. Baleg we saeutiklah.
Alvin: Hahaha… Sebenernya jiwa muda itu bagaikan sebuah teror dalam kehidupan, teror yang sebenernya. Nyali lagi gede-gedenya, pemikiran ‘bodo amat’ sangat kental di usia belia, jiwa berontak itu ada di usia muda. Cerita teror meneror itu emang paling pol dan indah di usia muda.
Helvi : seperti mau orgasme tapi ga jadi, jadi weh tercipta sebuah teror yang benar benar absolut.
“A Lady And The Morocco’s Teenage Army” adalah sebuah judul yang menarik, tentang apa lagu itu?
Firman : yg gw tau sih kisah percintaan salah satu wanita yg terjadi di kawasan morocco dengan salah satu pemuda yg umurnya terpaut jauh lebih muda dari wanita ini. Cuman hasilnya kandas karna di tengah2 kisah percintaannya sang lelaki meninggal karna kaki nya borok tertusuk oleh tai kuda… hahahaa..
Sir Dandy: Lagu ini tentang kisah kasih seorang pemuda desa yang baru jadian tapi kemudian harus ikut wajib militer dan menjadi tentara lalu ikut berperang, si gadis yang sudah di beri dp, berupa cincin dari emas sepuhan, bersedih hati ketika mendapatkan kabar bahwa kekasih barunya itu meninggal di medan perang, Ini terinspirasi dari kisahnyata yang dijadikan novel, ditulis oleh victor papanek.
Alvin: Lagu ini sebenernya adalah lagu pertama kita sebelum lagu-lagu lainnya dibuat, sempat terlupakan tapi akhirnya kita putuskan untuk di take ulang dan di masukin ke full album. Tadinya lagu ini mau dikasih judul Mummia Abu Jamal tapi kayaknya terdengar terlalu frontal akhirnya ya pake judul awalnya aja “A Lady And The Morocco’s Teenage Army”. Ini track instrumental yang mengusung nuansa timur tengah identik dengan sebuah nafas revolusi, menggambarkan suasana kerasnya disana.
Helvi: Lagu ini tentang seorang pria nonton Thai Girl Show di salah satu club melihat ‘momok’ bisa ngaroko. pria ini lalu sangat tertarik dan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan wanita ini dengan kelebihannya ini.sangat romantis dan penuh intrik.
Apa yang TDS tawarkan pada packaging album kalian di era mp3 ini biar orang-orang pada beli albumnya?
Firman : Gue mah gak peduli lah mau beli apa ngga, yg pasti kita suguhin ke para pencinta musik di Indonesia itu adalah hasil maksimalnya kita terhadap album perdananya si TDS dan kita belum tau apakah di tahun depan atau selanjutnya akan ada album ke 2 TDS.. itu masih menjadi mistery buat kita.
Sir Dandy: Tawar menawar, harga pas, tancap gas, standing dan terbang, umarr bakreeeeee, umaaar bakreeeee
Alvin: Intinya kita gak pernah maksa orang-orang untuk beli album kita. Kalo gak suka ya udah, kalo suka ya bagus. Packaging yang kita buat seperti sebuah album foto kenangan dengan cerita di balik band ini hampir seperti booklet kali ya…. Banyak foto-foto dan tulisan-tulisan yang bakalan bercerita disana.
Sat NB: Kalau mereka berharap mendapatkan pencerahan dari album TDS dan membelinya, mereka salah. Menurut saya album TDS tidak layak dibeli, karena itu hanya sekedar cipratan gejolak dari sebuah zaman. Sekedar tetesan keringat yang kami kucurkan diwaktu senggang kami untuk bersenang-senang. Tetapi kalau mereka percaya kepada sesuatu yang berbau nihil dan rela mengorbankan uang jajan untuk pacarnya, silahkan beli. Apa yang kita harapkan di era mp3 ini? Tidak ada. Kita hanya bisa menjual pendirian, bukan karya musik.
Helvi: resep galeuh teu resep ulah geuleuh.
Menurut saya figur yang cocok untuk diberi nickname Teenage Death Star adalah Pete Doherty, kalau suatu saat dia overdosis heroin. Apakah nama Teenage Death Star memiliki feng-shui yang bagus untuk sebuah nama band?
Firman : waduhh, gw gak percaya euy feng-shui. Feng-shui tuh guitarisnya dirty doll yah?? (pecuy)
Sir Dandy: You read toomuch gossip tabloid about peter, better you hear all the song he write done, and buku karangan JS.Badudu tentang fengsui yang berjudul “fengsui for band name”. di halaman 119 disebutkan bahwa “ penggunaan fengsui dalam pemilihan nama band adalah haram hukumnya, dikategorikan musryik, dengan acaman hukuman dipindahkan agamanya”.
Alvin: Hahaha… Teenage Death Star itu jauh dari keberuntungan feng-shui. Spellingnya aja kadang-kadang bikin ribet dan ngga efektif sama sekali tapi sekali lagi We don’t give a shit about that.
Sat NB: Pete Sampras atau ardi pite electra 666 juga mungkin cocok. Fengshui? Ah boro-boro… baca bismillah juga enggak kayaknya, apalagi tumpengan. Kita cuman percaya sama instingnya si Achong… dan itu yang termahal dari TDS, ‘sebuah kepercayaan’.
Helvi : kebeneran gua ga kenal sama feng shui, kalo wey wey,cing – cing, sama mei wha gua kenal,gua lebih percaya sama mei wha orangnya asik kalo cing-cing sukanya progresive techno jadi gua kurang cocok,nah kalo si feng shiu ini orngnya plin plan dan koelksi bajunya Gianni Versace meni garila, kalo si wei wei orangnya kaya tapi pelit sampe makannya aja sehari sekali.
Referensi masing-masing personil yang ter-aplikasikan pada album baru TDS apa saja?
Firman: Gue mah bebas dan asik ajah sih coy untuk referensi si TDS, yang penting asiikkk… (dengan nada mabok, tapi sambil loncat-loncat)
Sir Dandy: Youporn.com, redtube.com, ultimate guitar.com, uhoh.com, naughtyamerica.com,
Alvin: Kalau saya pribadi sih ga ada referensi yang signifikan. Mungkin saya cuma penasaran ama sound-sound mentah yang bising dan feedback. Sedikit denger-denger band-band noise tapi ya gak segitunya juga sih.
Sat NB: Buat saya: Serge Gainsbourg dan Brigitte Bardot, Log Zelebour, Deddy Sutanzah.
Helvi: Pondaag And The Killer Bees, Dorres And The Uproar.
Sampai kapan kalian bosan mengusung skill is dead?
Firman : sampai Indonesia bener-bener merasa merdeka! MERDEKA!!
Sir Dandy: Sampai skill kita seperti dewa bujana
Alvin: Bosan? Sampai saat ini sih belon bosen ya. Gimana mau bosen orang skill kita mentok disini-sini aja. Tapi menurut gue Skill Is Dead adalah motto yang paling berarti buat gue, punya banyak arti dan bagi sebagian orang Skill Is Dead adalah sebuah pedoman abadi.
Sat NB: Sekarang juga udah bosan.
Helvi : Sampai jumpa.
Apakah ada slogan baru untuk tahun 2008 selain skill is dead?
Firman : slogannya “Sudah rapihkah anda hari ini?” hahah..
Sir Dandy: Ada, selamat tahun baru 2009 !!
Alvin: Skill Is Still Dead atau Skill Is Dead Forever.
Sat NB: “Dead or not dead, the important is reunion”.
Helvi: “Skill is bread”
Kan para personil TDS banyak sekali “ekstrakurikulernya” di luar band, apa ada pengaruhnya buat band? Kapan ritual ngumpul dan curhat bareng buat kalian yg “teenage” ini?
Firman : yupp, di luar aktifitas si TDS sih yaa gw kerja kan, trs gw jg kerja di salah satu band hard rock asal bandung jadi tekhnisi drumnya. Dan pengaruhnya sih ampe sekarang belum berasa. Nah, klo masalah kumpul2, yg sering ketemu tuh si Alvin ma si dandy doing, karna emang kita bertiga berdomilisi di jkt bradd.
Sir Dandy: Waktu gerhana bulan dan matahari di ranca upas, adalah waktu yang tepat buat kita untuk berkumpul dan curhat bareng diatas batu tulis, yang bertuliskan “SITUS SEJARAH : DILARANG MENDUDUKI”
Alvin: Hahaha… TDS itu bagaikan piknik di luar alam sadar, seperti kesambet setan atau ilmu hitam. Disaat kita penat dengan ekstrakulikuler seperti yang lu bilang berarti inilah saatnya berlibur bersama TDS. Acara ngumpul? Kalo emang kita lagi pengen manggung aja, gak pernah ada jadwal yang pasti.
Sat NB: Ini yang paling menarik dari personil TDS. Kami pernah hidup dalam segala sesuatu yang sama. Semua pemahaman tentang band nggak perlu dipersulit seperti band-band lain, makin instan dan catchy, makin o.k! kami sangat percaya pada ‘Pemikiran pertama’ yang serba sepontan. Semua chemistry terjalin dengan cepat. Jadi nggak perlu ritual ngumpul sering-sering.
Helvi : Jadwal kumpul kita yang atur departemen parawisata, jadi kalo misalkan mau tau bisa tanya langsung kesana, kalo lewat sms ga akan di jawab.
Pertanyaan terakhir, lagu-lagu apa saja yang akan diputar pada pemakaman masing-masing personil?
Sir Dandy: We’ll meet again – Johnny Cash
Firman : busyeet dahh… gue mah highlander, sorry!
Sat NB: Waduh ni pertanyaan emo banget ya… saya kurang spiritual orangnya. Tapi mungkin kalau saya dimakamkan di dalam/bawah toko CHANEL, LOUIS VUITTON atau CHRISTIAN DIOR bakal seru kayaknya, jadi jasad saya bisa dikelilingi pakaian-pakaian bergengsi, musik yang tenang dan super model cantik, daripada di kuburan… yey sepi.
Helvi: Hairway to Steven – Butthole Surfer.
Alvin: Strawberry Fields Forever, Beatles.
www.thebastardsofyoung.com
Order from 9 AM - 7 PM
LINE: bastards_of_young
Phone : 0812-2002-9263 (SMS only)